Air hujan membasahi jalanan dipermukaan bumi kota Seoul tersebut. Seorang gadis bermata oval dengan rambut ikal kecokelatan mengeratkan mantel cokelat ditubuhnya, menatap langit hitam berawan yang menangis. Bahkan cuaca di kota Seoul mengerti keadaan hatinya saat ini.
Ia berdiri didepan sebuah café yang bertempat dipinggir jalanan Apgujeong tanpa penyamaran apapun, jalanan itu sepi saat ini. Tak ada seorangpun yang mempedulikannya, yang dipedulikan mereka hanyalah bagaimana caranya agar mereka bisa lolos dari hujan deras ini dengan sehat besok harinya. Langit terlihat gelap, sangat gelap.
Gadis itu bertanya-tanya dalam hati, apakah ia bisa menepati janjinya hari ini? Apakah laki-laki yang ditunggunya sejak tadi akan datang kemari?
Orang yang ia tunggu sejak satu jam yang lalu itu belum terlihat batang hidungnya sejak tadi. Son Na-Eun menghela nafas dengan berat, sebaiknya ia tak berharap terlalu banyak. Baca lebih lanjut